blog pemula yang berisi konten ilmu pengetahuan, berita terhangat dan hobi..

Selasa, 30 Juni 2009

Agar Awet Muda

Meski bertubuh pendek, orang Jepang berumur panjang. Sebut saja nama Okinawa. Provinsi di utara Tokyo ini adalah surga manusia lanjut usia. Ketika Prof Hardiansyah melakukan riset di Okinawa 20 tahun silam, ia menemukan banyak penduduk berusia 140 tahun di situ. Bahkan, kata dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) itu,''Ada yang sampai 160 tahun,''.

Jepang adalah sebuah fenomena. Satu dasawarsa sebelum Perang Dunia II, usia harapan hidup (UHH) orang Jepang hanya 45 tahun. Tapi kini, rata-rata penduduk Jepang meninggal pada usia 82,4 tahun -- UHH tertinggi di dunia.. Jepang melampaui semua negara Barat soal UHH, termasuk Amerika Serikat (AS), negeri yang menaklukkannya pada Perang Dunia II. Bagaimana dengan Indonesia? Penduduk negeri ini hidup lebih sebentar ketimbang warga Jepang, yakni hingga usia rata-rata 70,9 tahun. Sukses orang-orang Jepang adalah sebuah pesan yang tegas : siapa pun berpeluang meningkatkan usia harapan hidupnya..

Pakar andrologi dari Universitas Udayana Denpasar, Prof Dr dr Alex Pangkahila SpAnd MSc, menilai umur panjang bisa 'direkayasa'. Caranya, kata dia, dengan melakukan pola hidup sehat. Pola hidup, sambung Alex,''Berpengaruh sekitar 64 persen terhadap umur manusia. Selebihnya adalah faktor penyakit, lingkungan dan genetika,''. Tak syak lagi, pola hidup yang utama adalah pola makan. Dalam risetnya dua dasawarsa silam, Prof Hardinsyah menemukan pola makan unik yang dilakoni penduduk Okinawa.

''Warga di sana tak mengenal kata gorengan,'' kata ketua umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia. Semua pangan dimasak dengan cara direbus, dikukus, atau dibakar. Inilah rahasia umur panjang penduduk Okinawa : pola makan bebas lemak . Seperti mengamalkan slogan back to nature, penduduk Okinawa amat doyan sayuran dan umbi-umbian. Mereka memetik sendiri sayuran di depan rumahnya sebagai makanan sehari-hari. Sayuran-sayuran ini tanpa pestisida. Adapun sumber pangan utama adalah ubi merah, tanaman lokal yang tumbuh subur di daerah tersebut. Sebagai menu tambahan, penduduk Okinawa menyantap ikan laut, rumput laut, dan buah paria. Tak ada junk food. Tak ada produk makanan olahan dalam kaleng.

Toh, ini adalah resep universal. Apih Tajidin, yang terpisah jarak ribuan kilometer dari Okinawa, sudah melakoni pola makan serba alami dan tanpa lemak selama delapan dasawarsa. Warga desa Pakenjeng, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, itu menuai hasilnya kini : usianya terhitung panjang, 88 tahun, dan badannya pun masih tampak perkasa.

Apih perkasa dalam arti sesungguhnya. Saban hari usai beduk subuh, kakek 11 anak itu sudah bergegas berangkat ke sawah untuk mencangkul hingga matahari tegak di atas kepala. Yang menyamakan Apih dengan penduduk Okinawa adalah ia pantang melahap makanan berlemak. Apih mengaku cuma makan daging-dagingan saat hari-hari besar saja. Apih juga fanatik terhadap terhadap sayur-sayuran alami. Ia memetik hasil bumi seperti ketimun, tomat, daun katuk, atau terong sebelum menyantap makan siang kiriman istrinya. Sayur-sayuran ini, kata dia,''Bisa membikin awet muda,'' ia tertawa.

Soal pola makan, tak diragukan lagi jika penduduk Okinawa amat pintar merawat lambung. Empat belas abad lalu Nabi Muhammad SAW mengajarkan 'berhentilah makan sebelum kenyang', dan warga Okinawa punya filosofi yang kurang lebih serupa : makan hanya 8/10 kenyang. Hara hachi bu! Ini satu lagi resep rahasia umur panjang para lansia Okinawa.

Lambung manusia, menurut Hardinsyah, terdiri atas 1/3 ruang udara, 1/3 ruang air, dan 1/3 ruang makanan. Kalau jumlah makanan melabrak ruang-ruang lainnya,''Itu sama saja mengajak lambung bekerja lebih keras,'' tuturnya.

Ketelatenan R H Abdulah (84 tahun) merawat lambung membuahkan bonus umur baginya. Sejak kecil, warga Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, ini mengaku amat jarang bersantap hingga kekenyangan. Malah, sejak bangku setingkat SMP pada 1930-an, Abdulah hingga kini tak pernah alpa puasa Senin dan Kamis. Hasilnya? Tubuh dia selalu bugar. ''Saya enggak pernah sakit keras,'' tutur pria yang kerap naik turun bus antarkota sendiri.

Toh, pola makan yang sehat bukanlah segala-galanya. Rahasia umur panjang ternyata tak hanya terletak di lambung, tetapi juga di dada. ''Perlu gaya hidup dan sikap mental positif agar kita panjang usia,'' tutur konsultan geriatri RS Dr Sardjito/FK UGM dr Probosuseno, SpPD-Kger. Nah, salah satu sikap positif yang wajib dimiliki adalah ikhlas. Berserah diri kepada Tuhan, bersyukur jika mendapatkan yang diinginkan, bersabar jika tak memperoleh yang diimpikan. Inilah pil paling mujarab untuk melawan stres.

Sikap ikhlas mengejewantah pada diri Adung Arba (91 tahun) dengan amat sederhana. Warga Sindangjaya, Mandalajati, Bandung, ini sudah cukup terlatih untuk memandang enteng peristiwa getir. Semua masalah dibuatnya ringan. Bahkan soal kematian pun bisa diobrolkan sembari ngopi.

Ketika Republika menemuinya, Rabu (3/1), Adung memberi oleh-oleh sepotong cerita. ''Saya pernah mendengar kisah bahwa di akhir zaman ini akan turun dajjal. Padahal, yang benar turun adalah bujal (pusar,red), karena sekarang banyak wanita pakai rok mini,'' ungkap kakek 27 cucu dan sembilan buyut itu sembari terkekeh. Itulah resep hidup Arba yang membuatnya tetap bugar di usia senja. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar