blog pemula yang berisi konten ilmu pengetahuan, berita terhangat dan hobi..

Jumat, 12 Juni 2009

Kalung dan Aksesoris Lucu dari eM's

Untuk kebanyakan kaum perempuan, aksesoris merupakan benda wajib dalam suatu penampilan. Alasannya, untuk melengkapi penampilan, atau biar terlihat tambah keren dan cantik. Kalung, gelang, anting-anting, yang diantaranya merupakan aksesoris 'most wanted' untuk tampil. Jadilah aksesoris menjadi sebuah bisnis yang laris manis dalam dunia perempuan. Butik dan department store tentu menjadi salah satu tujuan, karena mempunyai koleksi aksesoris yang lengkap dan up-to-date.

Kadang untuk sebagian orang kebutuhan akan aksesesoris tersebut kepentok dengan budget yang terbatas, mengingat di department store harga aksesoris relatif mahal, tentu tidak semua perempuan mampu membelinya. Selain itu kadang, sifat perempuan yang ribet, sering membuatnya tidak puas dengan desain aksesoris yang sudah ada.

Kalau tidak puas dengan department store dan butik-butik, cobalah untuk datang ke Jl. Pandega Marta 78. Kalau ingin melihat-lihat aksesoris yang unik dan lucu-lucu dengan harga yang pas, tidak salah kalau menyempatkan diri mampir ke eM's, sebuah kios yang khusus menjual pernak-pernik aksesoris perempuan, semisal kalung, gelang, anting sampai sandal dan tas. Showroomnya memang sedikit sempit, tapi dipenuhi dengan beragam aksesoris yang bisa membuat cewek-cewek berseru "Ih…lucu bangeeet..!".

Mila sebagai pencetus pertama eM's yang memang penggemar berat aksesoris terutama kalung, sekarang masih menjabat sebagai mahasiswa Kedokteran Gigi UGM. Ia memang sudah suka untuk meracik sendiri model aksesoris yang ia senangi. Awalnya kalung-kalung itu ia pakai sendiri sampai pada suatu saat ia melakukan pengumpulan dana dengan cara menjual kalung-kalung buatannya. Yup, sampai akhirnya biarpun tanpa background ilmu desain, muncul kepercayaan diri untuk mendirikan eM's.

Tidak semua produk yang ditawarkan merupakan desain eM's. Damas, salah satu desainer eM's mengatakan produk-produk unggulan eM's adalah kalung dan gelang. Sedangkan beberapa jenis lainnya ada yang didatangkan dari Bali dan Jakarta, serta beberapa yang merupakan titipan orang. Awal berdirinya di tahun 2005, eM's memang membidik segmen mahasiswa, dengan desainnya yang kaya warna dan modelnya unik. Tapi karena pengunjung yang datang meluas sampai ke ibu-ibu, akhirnya eM's juga mempunyai desain untuk kaum ibu-ibu, yang tampil lebih dewasa dan elegan.

Salah satu nilai plus yang ditawarkan di sini adalah desainnya yang bisa dikatakan eksklusif dan harga yang pas. "Di sini, harga aksesoris-aksesoris ditawarkan sesuai dengan harga bahan awalnya, kalau harga bahan murah, kita jual murah, begitu juga sebaliknya," jelas Damas. "Ini berbeda dengan yang ditawarkan dengan yang di department store, yang kebanyakan mematok harga 'Jakarta'," tambahnya.

Menurut Damas lagi, aksesoris di eM's memang kebanyakan masih memakai bahan yang dibeli di Jakarta, karena menurutnya bahan di Jakarta lebih lengkap dan variatif serta jauh lebih murah dibanding Jogja. Untuk harga kalung di eM's berkisar dari harga Rp 10.000,- sampai Rp 30.000,-.

eM's juga terhitung sering mengadakan diskon untuk produk aksesoris lainnya terutama kalung. Ini disebabkan antara lain cepat berubahnya arah tren aksesoris. Perubahan yang sangat cepat ini kadang membuat barang belum terjual, sudah keburu tergantikan dengan tren yang baru. Oleh karena itu daripada barang yang sudah agak lama dibiarkan terpajang dengan peminat terbatas, lebih baik di sale. "Biar modal bisa berputar," kata Damas. Contohnya saja, setiap Senin, ada diskon rutin untuk sandal dan tas sebesar 10%.

Untuk desainnya eM's mengandalkan tren yang ada di majalah dan TV, tak jarang masukkan dari pengunjung dan teman juga berguna. Hal yang lucu, seperti diceritakan Damas, sering mahasiswi datang kesini membeli aksesoris dan membandingkan harganya dengan di Jakarta. Kerena menurut mereka harga sangat murah, jadilah mereka membeli aksesoris-aksesoris tersebut untuk kerabat di Jakarta. Lucunya, padahal bahan dibeli dari Jakarta, kalung dibuat di Jogja, dibeli lagi untuk dibawa ke Jakarta. Wajar, karena selisih harga bahan dan harga barang jadi relatif besar.

Aksesoris memang tak hanya mempercantik penampilan perempuan, tapi juga bisa dijadikan sebagai home industry bagi para mahasiswi ini. Selain untuk menyalurkan hobi, mengembangkan ketrampilan mendesain, juga sebagai tambahan pemasukkan uang saku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar