blog pemula yang berisi konten ilmu pengetahuan, berita terhangat dan hobi..

Minggu, 07 Juni 2009

Toilet Duduk Bisa Menularkan Penyakit Seksual?


Adalah baik untuk mempelajari tentang tubuh sendiri dan pilihan-pilihan apa yang bisa kita eksplor untuk tubuh. Memang, untuk sumber informasi terbaik adalah bertanya langsung kepada dokter yang memang terpercaya dan terbukti pengalamannya.

Namun, seberapa sering kita bisa datang dan bertanya kepada dokter. Alhasil, kita lebih banyak mendengarkan apa kata orang, orangtua, teman, dan orang-orang terdekat jika menyangkut soal kesehatan.

dr Sophia Yen, MD, peneliti dari Lucile Packard Children's Hospital in Palo Alto, California, menerangkan beberapa miskonsepsi dari mitos-mitos seputar kesehatan seksual. Di antaranya;

- Bisa tertular penyakit seksual kalau menggunakan toilet duduk
Penyakit menular seksual atau infeksi tidak bisa hidup di luar tubuh dalam waktu yang lama, apalagi di atas permukaan dingin dan keras, seperti toilet duduk. Plus, bakteri dan kuman itu tidak terkandung dalam urin (yang biasanya steril), jadi kemungkinan tertular sangatlah kecil.

Yang bisa menularkan penyakit seksual adalah kontak kulit ke kulit atau ciuman mulut dan mulut. Hal ini bisa menularkan penyakit herpes, gonorrhea, chlamydia, bisul, scabies, dan perpindahan kutu.

- Tidak akan hamil di kontak seksual pertama
Yang namanya kontak seksual memiliki kemungkinan untuk menghasilkan kehamilan. Bahkan, statistik menunjukkan bahwa 20 persen wanita hamil dalam waktu satu bulan mereka mulai beraktivitas seksual.

- Tak akan hamil jika bercinta saat menstruasi
Meski kemungkinannya kecil, namun masih mungkin, apalagi jika bercintanya tidak menggunakan alat kontrasepsi atau kondom. Beberapa wanita memiliki jangka waktu haid bersamaan dengan ovulasi sehingga mereka bisa jadi berada dalam masa subur meski sedang haid.

- Obat kontrasepsi bisa bikin gemuk
Meski sudah melewati beragam tes klinis, namun belum ada yang membuktikan korelasi antara obat kontrasepsi oral dan kenaikan berat badan. Hal ini masih menjadi pembicaraan di antara para wanita.

Sebuah artikel yang mengulas tentang hal ini dipublikasikan pada tahun 2006, menganalisis 44 orang dan menemukan bahwa, meski para partisipan memang mengalami kenaikan berat badan selama studi tersebut, namun tak ada bukti bahwa pil kontrasepsi itulah penyebabnya.

Salah satu alat kontrasepsi yang bisa memicu kenaikan berat badan adalah alat kontrasepsi suntik medroxyprogesterone acetate (DMPA).

Sebuah studi yang dilansir University of Texas menunjukkan adanya kenaikan rata-rata 11 pon para respondennya dalam waktu 3 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar