blog pemula yang berisi konten ilmu pengetahuan, berita terhangat dan hobi..

Kamis, 21 Mei 2009

PROSES PERSEPSI –PRIMASI RESENSI-

PROSES PERSEPSI –PRIMASI RESENSI-

DAN PENGARUHNYA DALAM KOMUNIKASI ANTAR PERSONA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi

Disusun oleh :

Monica Jesselyn P.

D2C005185

Jurusan Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2009

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Komunikasi dewasa ini telah menjadi bagian penting dari peradaban hidup manusia. mulai dari anak kecil hingga orang tua semua berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda. Itulah mengapa mempelajari komunikasi akan sangat bermanfaat bagi perkembangan kehidupan pribadi dan sosial. Mungkin bagi sebagian orang, mempelajari komunikasi dianggap membuang-buang waktu, hanya karena komunikasi kita pergunakan sehari-hari sehingga tidak perlu kita menghabiskan waktu di perkuliahan. Anggapan seperti itu sangat keliru, sebab di berbagai aspek kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Baik itu komunikasi antar persona sampai dengan komunikasi massa, semua memiliki kerumitannya masing-masing. Dengan mempelajari komunikasi, diharapkan akan tercipta suatu hubungan yang lebih berkualitas dengan sesama, dan mengurangi konflik akibat kesalahan persepsi.

Istilah persepsi masuk ke dalam kajian Ilmu komunikasi antar persona. Penulis mengamati bahwa persepsi menjadi bagian penting apabila seseorang hendak melakukan komunikasi antar persona. Apabila seseorang dipersepsikan negatif, maka yang timbul adalah komunikasi yang negatif pula dan cenderung bersikap yang sungguh berbeda dengan apabila persepsi tentang seseorang itu positif. Apa yang meyebabkannya demikian?

Maka dari itu penulis ingin mengajak anda semua untuk membaca makalah yang berjudul Proses Primasi-Resensi dan Pengaruhnya dalam Komunikasi Antar Persona. penulis bermaksud ingin mengungkapkan secara mendalam apakah yang dimaksud dengan primasi resensi sebagai suatu proses yang mempengaruhi kita dalam mempersepsikan seseorang. Diharapkan setelah membaca makalah ini, anda akan semakin memahami dan menerapkannya secara positif dalam berkomunikasi antar persona, sehingga tercipta suatu kualitas komunikasi yang sehat.

BAB II

TUJUAN

Penulis membuat makalah ini disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Persona, namun juga penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai Komunikasi Antar Persona serta aspek terkait di dalamnya yang membuat pengaruh cukup besar dalam cara manusia berkomunikasi di antara masing-masing individu.

Secara spesifik, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui arti dan tujuan komunikasi antar persona.

2. Mengetahui arti persepsi sebagai bagian dari komunikasi antar persona

3. Mengetahui secara gamblang aspek-aspek yang mempengaruhi persepsi

4. Mengetahui arti, pengaruh dan hambatan aspek primasi-resensi dalam komunikasi antar persona

BAB III

PEMBAHASAN

1. Mengetahui arti dan tujuan komunikasi antar persona.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang terjadi di antara dua orang atau lebih atau dari komunikator (orang yang menyampaikan pesan) kepada komunikan (orang yang menerima pesan). Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris adalah communication berasal dari kata lain communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah : Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

2. Mengetahui arti persepsi/ pengamatan sebagai bagian dari komunikasi antar persona

Konteks ilmu komunikasi memaknai komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri sedangkan secara psikologi komunikasi intrapersonal merupakan pengolahan informasi yang terjadi dalam diri manusia. Mnurut Steven A. Beebe, proses tersebut dimulai dari penerimaan informasi, pengolahan, penyimpanan dan menghasilkan kembali.

Terjadinya proses komunikasi intrapersonal umumnya karena seseorang memberi arti pada suatu objek yang sedang diamati. Objek yang diamati tersebut mengalami perkembangan dalam diri manusia yang menghasilkan suatu keluaran (respon).

3. Mengetahui secara gamblang proses yang mempengaruhi persepsi

Yang dimaksud dengan proses disini adalah antara kejadian stimulasi (sampainya sebuah pesan, keberadaan seseorang, senyum, atau lirikan) dengan evaluasi atau penafsiran terdadap stimulasi tersebut. Proses-proses unik ini sangat mempengaruhi apa yang kita lihat dan apa yang tidak kita lihat, apa yang kita simpulkan dan apa yang simpulkan dan apa yang kita tidak dapat simpulkan tentang orang lain.

Persepsi dipengaruhi berbagi proses psikologi penting yang meliputi enam proses utama berupa :

a. Teori keperibadian implisit (implicit personality theory): Adalah kondisi terjadinya “efek halo” dalam diri manusia yang mempengaruhi proses persepsinya terhadap suatu objek. Manusia jika mempercayai sesorang yang memiliki sejumlah kualitas positif maka ia akan memberi kesimpulan bahwa orang tersebut juga memiliki kualitas positif yang lain pula, begitu juga sebaliknya.

b. Ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya (self fullfilling prophecy) : Adalah kondisi yang terjadi pada diri seseorang yang membuat prakiraan atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan karena ia bertindak seakan-akan hal yang diyakininya itu benar-benar terjadi.

c. Aksentuasi perceptual (perceptual accentuaition): Adalah proses pandangan subjektivitas tentang kebaikan dan kelebihan dari suatu objek yang disukai daripada objek yang tidak disukai.

d. Primasi resensi (primacy recency): Adalah proses penggunaan informasi yang datang lebih dahulu untuk mendapatkan gambaran umum tentang suatu objek dan kemudian menggunakan informasi kedua untuk membuat gambaran lebih spesifik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesan pertama yang tercipta lebih penting daripada tambahan Informasi yang datrang belakangan.

e. Konsistensi (consistency): Adalah proses mempertahankan dan memelihara keseimbangan diantara sikap-sikap yang dipilih. Manusia berharap objek yang disukai memiliki karakteristik yang disukainya begitu juga sebaliknya.

f. Stereotiping (stereotyping): Merupakan jalan pintas manusia dalam melakukan persepsi. Manusia akan mempersepsi suatu objek berdasarkan latar belakang objek yang dipersepsi tersebut. Seorang yang tinggal di daerah preman akan dipersepsi memiliki perilaku yang juga seperti preman.

Enam proses di atas selain menentukan penafsiran terhadap stimulus sekaligus juga menjadi faktor penghambat terjadinya keakuratan dalam persepsi seseorang.

4. Mengetahui arti dan pengaruh aspek primasi-resensi dalam komunikasi antar persona

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu proses yang mempengaruhi persepsi adalah primasi- resensi. Penelitian awal tentang efek primasi menemukan bahwa kita menggunakan informasi yang datang pertama kali untuk mendapatkan gambaran umum tentang seseorang, sedangkan informasi yang datang belakangan membuat gambaran umum lebih spesifik. Inilah yang disebut efek primasi-resensi.

Anggaplah sebagai contoh sementara bahwa anda sedang suatu mengambil mata kuliah di mana separuh kegiatan kelas sangat membosankan dan separuh lainnya sangat menyenangkan. Pada akhir semester anda diminta mengevaluasi mata kuliah ini dan pengajarnya. Apakah evaluasi anda akan lebih baik jika kegiatan kelas yang membosankan terjadi selama tengah pertama semester dan kegiatan yang menyenangkan terjadi selama tengah kedua semester itu? Ataukah evaluasi anda akan lebih baik jika urutannya dibalik? Jika yang muncul pertama lebih kuat pengaruhnya, kita mengalami apa yang dinamakan efek primasi (Primacy Effect). Jika yang muncul terakhir (atau paling baru) lebih kuat pengaruhnya kita mengalami efek resensi (Recency Effect). Implikasi praktis dari efek primasi-resensi ini adalah bahwa kesan pertama yang tercipta tampaknya paling penting. Melalui kesan pertama ini, orang lain akan menyaring tambahan informasi untuk merumuskan gambaran tentang seseorang yang mereka persepsikan.

Terlihat jelas bahwa perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Sebagai contoh, bila anda diberitahu bahwa dosen anda yang baru itu galak dan tidak senang dikritik, maka anda pasti akan berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan. Bila anda mempersepsi teman anda sebagai orang yang cerdas, bijak, dan senang membantu, anda akan banyak meminta nasehat kepadanya. Ketika mendapat informasi bahwa teman anda itu sering mencontek di dalam kelas, dan anda tidak percaya begitu saja, maka anda mengalamai efek primasi. Namun sebaliknya jika informasi tersebut anda berpengaruh terhadap keinginan anda untuk tidak lagi bertanya dan meminta nasehat padanya, maka anda mengalami efek resensi.

Primasi-resensi memiliki dua hambatan utama yang sangat potensial yaitu :

¨ Merumuskan gambaran menyeluruh tentang seseorang berdasarkan kesan awal yang belum akurat. Kesan awal anda bertemu dengan seorang dosen yang menurut anda tidak ramah dan komunikatif yang mengajar mata kuliah paling sulit di fakultas anda belum tentu akurat dengan kepribadiannya yang ramah dan menyenangkan ketika diskusi antar pribadi. Namun anda telah terlebih dahulu menggambarkan bahwa dosen tersebut tidak ramah dan tidak menyenangkan.

¨ Mendistorsi persepsi yang datang kemudian untuk tidak merusak kesan pertama kita. Persepsi kita tentang seorang dosen yang ramah dan menyenangkan, namun ketika kita mendapati dosen tersebut menggoda anda, mungkin anda akan mempersepsikan bahwa dosen itu menganggap anda anaknya (padahal mungkin saja dosen itu genit pada anda!). hal ini tentu sangat berbahaya sebab kita menjadi tidak obyektif dan kesan yang belum tentu akurat itu akan membutakan mata kita akan kenyataan yang ada..contoh lain terjadi ketika penulis memilih untuk berpacaran dengan seseorang yang tampan, pintar, dan populer di kampus. Ketika ada kesempatan untuk berbicara dengannya, penulis sungguh kagum akan kemampuannya menarik hati lawan jenis. Kharismanya sungguh luar biasa.

Kesan pertama yang penulis dapatkan adalah ramah, menyenangkan, mampu mengimbangi pembicaraan dengan berbagai topik yang menyenangkan. Lambat laun penulis dan pria tersebut berpacaran. Ketika mulai berpacaran penulis mengetahui bahwa terkadang pria itu sering marah-marah, tidak sabaran, dan sering membatalkan janji kencan dengan penulis. Namun persepsi yang sudah terlanjur melekat di kepala penulis benar-benar membuat penulis buta dan menganggap pria itu sedang sibuk, atau terlalu letih dengan kegiatan kampus, kebetulan dia tergabung dengan banyak organisasi kemahasiswaan di kampus. Berbulan-bulan keanehan itu terus berulang, dan penulis tetap bersikeras bahwa dia adalah seseorang seperti yang penulis persepsikan pada awal sebelum berpacaran. Maka disini penulis mengalami hambatan mendistorsi persepsi yang datang kemudian (setelah berpacaran) untuk tidak merusak kesan pertama.

BAB IV

KESIMPULAN

Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial. Terjadinya pertukaran makna diantara dua orang yang terlibat komunikasi antar persona akan dipengaruhi oleh persepsi, yaitu proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus atau rangsangan yang mempengaruhi indra kita. lebih lanjut persepsi merupakan proses yang mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan ketika rangsangan atau pesan tersebut mencapai kesadaran kita.

Primasi-resensi sebagai suatu faktor yang mempengaruhi komunikasi antar persona, membawa kita pada pentingnya kesan pertama yang terjadi saat kita berkomunikasi. Namun ternyata ada dua hambatan yang mendistorsi persepsi kita yang dapat menyebabkan kesalahan persepsi. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas komunikasi yang tercipta.

Kegagalan berkomunikasi dapat diperbaiki apabila kita menyadari bahwa persepsinya mungkin saja salah dan berusaha untuk tidak berpikir subjektif. Dengan menyadari bahwa persepsi mungkin saja keliru, kita akan lebih obyektif dalam menilai dan mempersepsikan orang lain. Dengan begitu kualitas komunikasi antar persona akan meningkat.

Daftar Pustaka

Beebe, Steven A. 2005. Interpersonal communication : relating to other. Ed.ke-4.-- Boston : Pearson.

Hovland, Carl I. 1953. “Social Communication”. dalam Bernard Berelson & Morris Janowitz, ed., Reader in Public Opinion and Communication. New York: The Free Press of Glencoe.

Joseph A. Devito,1997, Komunikasi antar manusia (edisi kelima), Profesional Books, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar