blog pemula yang berisi konten ilmu pengetahuan, berita terhangat dan hobi..

Selasa, 12 Mei 2009

observasi pemukiman kumuh

RESUME OBSERVASI PEMUKIMAN KUMUH

DI

CILOSARI

Oleh :

Andika Agung R. D2B005073

Edwina Ayu Dianingtyas D2C005154

Hana Pradipta K. D2C005166

Monica Jesselyn P. D2C005185

Rizal Agung Winarno D2B005119

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah sosiologi : Dra. Hesti Lestari, M.S

Dalam pengamatan perdana kami ini, tidak ada persiapan khusus. Bahkan tempat tujuan kami ditetapkan dalam satu hari saja, yaitu pemukiman yang bernama Cilosari. Perjalanan untuk mengamati pemukiman kumuh ini kami awali dari kampus Universitas Diponegoro. Dengan mengendarai sepeda motor, kami melewati jalan yang panjang sampai akhirnya kami tiba di pemukiman tersebut.

Pemukiman Cilosari ini berada di sekitar bantaran kali Banger. Kali ini sangat kotor, karena di setiap sudut banyak terdapat sampah, jentik-jentik nyamuk dan kotoran manusia sehingga mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Tidak heran memang, sebab di pinggiran kali tesebut terdapat tempat pembuangan segala macam sampah baik sampah organik maupun sampah non organik. Pemukiman Cilosari ini juga berada di sekitar rel kereta api, dimana di sepanjang rel juga terdapat sampah.

Dari hasil pengamatan kami, pemukiman penduduk disana benar-benar mengenaskan. Bayangkan saja bangunan rumah mereka terbuat dari kayu, triplek dan kardus yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak-kotak kecil yang tidak layak disebut rumah melainkan lebih mirip gudang penyimpanan. Batas antara rumah yang satu dan rumah yang lainnya hanya dipisahkan oleh sebuah triplek. Tampak ada beberapa rumah yang sepertinya hampir ambruk karena atap dan kayu penyangga rumah mereka sudah lapuk dimakan rayap. Rumah-rumah mereka dipenuhi lalat hijau dan nyamuk yang membuat kami enggan untuk mendekat lebih jauh. Tak jauh dari sana, diatas kali Banger, terdapat sebuah tempat yang dijadikan tempat MCK (mandi cuci kakus). Jadi rumah disana tidak semuanya memiliki tempat MCK sendiri. Di depan rumah mereka hanya terdapat sumur tua yang kotor, dimana sumur tesebut dijadikan sumber air mereka yang utama karena mereka tidak mendapat aliran air dari PAM. Rata-rata penduduk disana bekerja sebagai pemulung, petani tambak, dan penggembala kambing. Terdapat sebuah pasar tradisional yang sama kondisinya dengan pemukiman kumuh tersebut. Pasar tersebut menjual bahan-bahan kebutuhan pokok dan buka dari pagi hingga siang hari. Tak jauh dari sana terdapat sebuah taman kanak-kanak yaitu TK Puspitasari. Bangunan TK ini juga tidak memenuhi syarat karena tempatnya yang sangat kecil dan kotor. Anak-anak disana belajar dan bermain sementara orangtua mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Seperti pada umumnya pemukiman kumuh, belum ada kesadaran penduduk untuk menjaga kebersihan. Sampah-sampah dan kotoran hewan maupun manusia dibiarkan saja tersebar di sepanjang jalan.

Kami mengamati, walaupun penduduk disana termasuk golongan menengah kebawah, tetapi terlihat kerjasama dan tenggang rasa yang erat serta kerukunan yang tejalin dengan baik.

Pengamatan kami hanya sekitar 3 jam saja. Ketika hari beranjak sore, kami pun bergegas pulang. Berakhirlah perjalanan kami mengamati pemukiman kumuh di desa Cilosari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar